Saturday, November 19, 2011

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

Nama : Syarifa Mustika Tanggal praktikum : 9 Mei 2011

NRP : A24090123 Bahan tanaman : kacang panjang (Vigna sinensis)

Mayor : AGH Asisten : 1.Henny W (G34070044)

Kelompok : 5 (lima) 2.NisfulailaYK (G34070085)

INISIASI AKAR

TUJUAN

Merangsang pertumbuhan akar pada stek batang kacang panjang dengan auksin

HASIL PENGAMATAN

Tabel pengamatan inisiasi akar

pengamatan yang dilakukan

perlakuan


air destilata

larutan hoagland

larutan hoagland 0.1 mg IAA/L

larutan hoagland 1.0 mg IAA/L



1. jumlah baris akar lateral

3

3

4

2



2. jumlah akar lateral (panjang >1 mm)

5

5

5

3



3. jumlah primordia akar lateral (panjang <1 mm)

0

0

1

1



4. panjang akar lateral

5

6

3.8

3.5



PEMBAHASAN

Inisiasi merupakan salah satu aspek dari tumbuh pada tanaman dengan menghasilkan bagian-bagian atau organ baru. Kenaikan jumlah akar merupakan salah satu dari ciri pertumbuhan atau inisiasi tersebut. Rambut akar dapat tumbuh dari akar utama (akar lateral) maupun berasal dari jaringan batang tumbuhan ( akar adventif), yang dapat dipacu dengan pemberian golongan hormon auksin dalam jumlah tertentu. Daerah tergenerasi akar terletak pada absisat batang yang dipotong mengikuti perpindahan polar auksin menuju proses akhir fisiologi, yang letaknya lebih dekat pada ujung tanaman ( Mukherji and Ghosh 2000 ).

IAA adalah hormon tumbuhan yang pertama kali ditemkan dan menyebar merata di dalam tumbuhan. Selain berperan dalam perbesaran sel, auksin IAA juaga diketahui menstimulasi perbesaran sel dalam inisiasi pembentukan akar adventif. Pembelahan sel pada kambium dipengaruhi pula pada auksin dari daun (Miftahudin et al 2011)

Praktikum ini membahas mengenai inisiasi akar, biji kacang panjang di kecambahkan pada tempat gelap dengan suhu 25°C selama 5 hari sampai hipokotil keluar, lalu dipindahkan ke pot dalam rumah kaca sampai tanaman membentuk sepasang daun tunggal. Dilakukan 4 pengamatan pada praktikum ini yaitu jumlah baris akar lateral, jumlah akar lateral (panjang> 1 mm), jumlah primordial akar lateral (panjang< 1 mm), dan panjang akar lateral dengan 4 perlakuan yaitu air destilata, larutan hoagland, larutan hoagland 0,1 mg IAA/l, dan larutan hoagland 1,0 mg IAA/l. hasil pengatan pada percobaan ini adalah pada pengamatan jumlah baris akar lateral pada perlakuan air destilata (3 mm), larutan Hoagland (3 mm), larutan hoagland 0,1 mg IAA/l (4 mm), dan larutan hoagland 1,0 mg IAA/l (2 mm), pada pengamatan jumlah akar lateral (panjang> 1 mm) pada perlakuan air destilata (5 mm), larutan hoagland (5 mm), larutan hoagland 0,1 mg IAA/l(5 mm), dan larutan hoagland 1,0 mg IAA/l (3 mm), pengamatan pada jumlah primordial akar lateral (panjang <1 mm) pada perlakuan air destilata (0 mm), larutan hoagland (0 mm), larutan hoagland 0,1 mg IAA/l (1 mm), dan larutan hoagland 1,0 mg IAA/l (1 mm), sedangkan pada pengamatan panjang akar lateral pada perlakuan air destilata (5 mm), larutan Hoagland (6 mm), larutan hoagland 0,1 mg IAA/l (3,8 mm), dan larutan hoagland 1,0 mg IAA/l (3,5 mm). Berdasarkan pengamatan ini jumlah akar yang terbanyak terdapat pada perlakuan larutan hoagland. Berdasarkan literatur yang ada, terdapat hubungan antara pertumbuhan akar, batang, dan tunas pada tumbuhan dengan auksin. Konsentrasi auksin yang rendah dapat memacu pertumbuhan akar lateral lebih cepat, sebaliknya akan menghambat pertumbuhan pada kadar yang tinggi. Kadar optimum hormon auksin untuk pertumbuhan akar jauh lebih rendah, kira-kira 1/100.000 dari kadar optimum untuk pertumbuhan batang (Dwidjosepoetro, 1986). Auksin tersebut sangat aktif dalam mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar lateral dari stek batang, sehingga penyerapan air dan unsur hara pada tanaman dapat mencapai ukuran optimum.

Pengaruh auksin terhadap bentuk tumbuhan adalah untuk merangsang pertumbuhan dan perpanjangan akar lateral (pada konsentrasi optimum auksin). Jika konsentrasi auksin terlalu tinggi maka akan menghambat pertumbuhan dan perpanjangan akar. Inisiasi akar dengan auksin menyebabkan pertumbuhan akar secara lateral. Perlakuan pertama adalah dengan mengamati jumlah baris sedangkan perlakuan kedua mengamati panjang akar lateral. Inisiasi akar didapatkan dengan bertambah panjangnya akar lateral tersebut, karena inisiasi akar itu terjadi pada bagian ujung akar, maka pertumbuhannya selalu dominan untuk memanjang, selain dikarenakan letak hormon auksin selalu berada di bagian ujung sel.Konsentrasi auksin yang rendah merupakan konsentrai auksin yang efektif untuk inisiasi akar, karena auksin dngan konsentrasi yang sangat tinggi atau sangat rendah justru akan menghambat pertumbuhan akar. Kegunaan praktis (aplikasi) dari hormone auksin ini adalah: (a) Memicu pertumbuhan dan perpanjangan akar, (b) Pembentukan buah dan bunga, (c) Pembentukan tunas, (d) Absisi daun dan buah.

KESIMPULAN

Auksin dapat merangsang pertumbuhan akar lateral tanaman kacang panjang, semakin rendah konsentrasi auksinnya, maka akan lebih mempercepat pertumbuhan akar lateralnya. Pada percobaan ini yang sangat cepat pertumbuhan akar lateralnya adalah pada perlakuan larutan hoagland.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjosepoetro. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia.

Miftahudin et al. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bogor : Departemen Biologi, FMIPA IPB.

Mukherji, S and Ghosh., 2002. Plant Physiology. New Delhi: Tata Mc. Graw Hill Publishing Company Limite.

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

Nama : Syarifa Mustika Tanggal praktikum : 23 Mei 2011

NRP : A24090123 Bahan tanaman : tanaman Hydrilla sp.

Mayor : AGH Asisten : 1.Henny W (G34070044)

Kelompok : 5 (lima) 2.NisfulailaYK(G34070085)

SUPLAI NITROGEN PADA TUMBUHAN

TUJUAN

1. Mengamati ciri-ciri tanaman yang mengalami defisiensi nitrogen.

2. Mengamati pengaruh nitrogen yang diberikan terhadap kandungan nitrat di dalam tumbuhan.

HASIL PENGAMATAN

Perlakuan

Hasil Uji terhadap Nitrat

(Dari +++ sampai-)

*Sesudah 48 Jam

Tanaman 1 (+ NO3)

+++

Tanaman 2 (+ NH4)

++

Tanaman 3 (- NO3)

-

*Sesudah 7 Hari

Tanaman 1 (+ NO3)

+++

Tanaman 2 (+ NH4)

++

Tanaman 3 (- NO3)

-

Keterangan :

+++=Biru pekat

++ = Biru muda

- = kuning kehijauan

Double Brace: Keterangan gambar : 1 Gambar tanaman ada di baris paling tengah 2 dan 3  Gambar hasil uji difelanilamin sulfat1 Cute0269.jpg 2 Kel 7...jpg 3 Kel 7.jpg

PEMBAHASAN

Praktikum ini membahas tentang suplai nitrogen pada tanaman tomat. Pertama kita menanam tomat dalam media pasir, kemudian tanaman tersebut disiram dengan larutan hoagland bebas nitrogen lalu dimasukkan kedalam rumah kaca dan disiram secara teratur selama 2 minggu lalu diamati potongan tipis jaringan yang berasal dari dari tangkai daun muda lalu ditetesi dengan difenilamin sulfat, apabila warna biru menunjukkan adanya nitrat. Apibila uji masih positif lanjutkan pengamatan pada minggu ke tujuh.. Gejala setelah pemberian hoagland bebas nitrogen, teramati bahwa tanaman menunjukkan gejala defisiansi nitrogen; daun yang menguning dan cenderung untuk kering dan layu. Percobaan selanjutnya adalah memberikan sampel tanaman tomat bebas nitrat tersebut dengan tiga jenis larutan yang berbeda, yakni : Ca(NO3)2 0,01 M, (NH4)2 SO4 0,01 M, dan larutan hoagland (1/4) bebas nitrogen. Hasil pengamatan selama 2 minggu pada perlakuan tanaman 1 (+NO3) hasil uji terhadap nitrat (+++) berwarna biru pekat, tanaman 2 (+NH4) hasil uji terhadap nitrat (++) menunjukkan warna biru muda, dan tanaman 3(-NO3) hasil uji terhadap nitrat (-) begitupun pada minggu ke tujuh. Tanaman tomat yang diberikan larutan Ca(NO3)2 menunjukkan warna biru yang lebih pekat karena akumulasi nitrat yang lebih banyak. Larutan Ca(NO3)2 merupakan bentuk nitrat terlarut yang mampu digunakan dan tersedia bagi tanaman. Sedangkan pada penyiraman dengan larutan (NH4)2SO4 tidak terjadi akumulasi nitrat yang terlalu besar untuk diserap oleh tanaman. Tanaman akan lebih mudah menyerap nitrogen tersedian dalam bentuk nitrat langsung. . Lain halnya denagn ammonium, tumbuhan memerlukan mekanisme khusus untuk menyerapnya, terutama apabila ammonium tersebut terikat pada struktur mineral tanah. Nitrat yang mayoritas terdapat dalam larutan tanah, akan lebih mudah diambil oleh perakaran. Selain itu, ammonium harus segera digunakan oleh tanaman dalam sintesis protein karena berpotensi untuk menghambat produksi ATP dan dinitrogenase. Oleh sebab itu, akumulasinya harus dibatasi. Tanaman yang tetap diberikan perlakuan Hoagland tidak menunjukkan warna biru. Hal ini menandakan bahwa tidak terjadi akumulasi nitrat pada tanaman tomat. Tanaman dengan perlakuan ini juga mengalami defisiensi nitrogen yang parah, dengan sebagian besar daunnya layu serta menguning dan pertumbuhan akar yang terbatas (Miftahudin 2008).

Pada tanaman yang memperoleh sumber N dari larutan Ca(NO3)2 0,01 M mendapatkan suplai nitrat yang cukup banyak bagi pertumbuhan tanaman tersebut, sedangkan pada tanaman yang memperoleh sumber nitrat dari larutan (NH4)2 SO4 0,01 M nitrat yang diperoleh sedikit, karena harus segera diubah ke dalam bentuk lain. Tanaman yang diberi larutan hoagland tidak memperoleh nitrat sehingga mengalami defisiensi. Gejala tanaman yang kekurangan N adalah tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas, dan tanaman mengalami klorosis yaitu daun-daunnya menjadi berwarna kuning serta gugur.

Reduksi nitrat menjadi nitrit terjadi di dalam sitosol. Sel tumbuhan lalu mentranspor nitrit dari sitosol ke kloroplas dan plastida akar, agar direduksi menjadi amonium. Nitrat direduksi di akar namun bila suplai nitrat meningkat, nitrat ditranslokasikan ke pucuk untuk segera diasimilasikan. Tahapan reaksi reduksi nitrat sampai ke bentuk amino adalah :

NO3- + NAD(P)H NAD(P) + NO2- + H2O ……………..(1)

NO2- + 6é + 8H+ NH4+ + 2H2O ……………..(2)

L.Glutamant + NH3 + ATP Mg2+ 1 Glutamine + ADP + Pi

reduced feredoxin oxidized ferredoxin

L.Glutamate + 2.oxoglutarate 2 L.Glutamate

NH3 + CO2 + ATP NH2COO(P) + ADP

Asam amino arginine

Reduksi nitrat menjadi bentuk amino adalah suatu proses enzimatik dari nitrogen yang dikandung oleh tumbuhan. Nitrogen tersebut berbentuk protein dalam grup amino yang tereduksi (Anonim 2009)

Sumber energi bagi reduksi nitrat adalah NADH dan NADPH, sebagai hasil dari proses respirasi. Cahaya matahari meningkatkan karbohidrat dari NADH yang dibutuhkan dalam reduksi nitrat. Reduksi ini juga dibantu oleh katalisator berupa enzim nitrat reduktase dan beberapa enzim flavoprotein. Aktivitas nitrat reduktase berkurang bila terjadi defisiensi Mo. Larutan yang diharapkan lebih cepat terpakai dalam sintesis protein adalah nitrogen amonium. Karena nitrogen amonium menghambat produksi ATP dan menghambat dinitrogenase (Nitrogen amonium harus cepat digunakan dalam sintesis protein) (Campbell 2003)

KESIMPULAN

Nitrogen sangat dibutuhkan dalam tanaman, penambahan nitrogen yang berlebihan juga tidak baik bagi tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan, suplai nitrogen terbanyak yaitu penambahan larutan Ca(NO3)2 0,01 M, paling sedikit dari larutan (NH4)2 SO4 0,01 M, dan larutan yang tidak dapat menyuplai nitrogen pada tanaman yakni larutan hoagland bebas N. tanaman yang mengalami defisiensi nitrogen dicirikan dengan tanaman kerdil, daun menguning dan layu.

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2009. Pengaruh Unsur Esensial TerhadapPertumbuhan dan Produksi Tanaman. [Terhubung berkala].

http://www.tanindo.com/abdi4/hal2701.htm. (29 Mei 2011).

Campbell, N.A, J.B Reece, L.G.Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima jilid II. Jakarta:Erlangga.

Miftahudin, et.al. 2008. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Bogor: Departemen Biologi FMIPA IPB.